Kegiatan studytour adalah
aktivitas di luar ruangan kelas yang memiliki tujuan untuk belajar mengenai
proses suatu hal secara langsung. Aktivitas ini biasanya dilakukan oleh sekolah
sekali dalam satu tahun. Selain menjadi saran belajar para siswa, kegiatan ini
menjadi sebuah kegiatan berekreasi. Proses belajar dalam kegiatan ini berbeda
karena para murid akan mengunjungi obyek secara langsung.
Proses
belajar mengenai teori-teori di dalam kelas memiliki banyak perbedaan
dibandingkan belajar tentang sebuah teori sambil melihat langsung obyek dari
teori tersebut. Hal itulah yang menyebabkan banyak instansi Pendidikan yang
menyelenggarakan kegiatan tersebut. Selain memiliki kesan menarik, tetapi juga
anda akan mendapatkan berbagai manfaat dari kegiatan ini.
Kali
ini, siswa dan siswi kelas 6 menggelar studytour ke Museum Islam
Samudra Pasai. Kerajaan Islam yang terletak di pesisir pantai
utara Sumatra, kurang lebih di sekitar Kota
Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Utara,
Provinsi Aceh, Indonesia.Kerajaan ini didirikan oleh Marah Silu, yang
bergelar Sultan Malik as-Saleh, sekitar tahun 1297.
Berdasarkan Hikayat
Raja-raja Pasai serta tersebut dalam Tambo Minangkabau putra
dari Ahlul Bait Sayyidina Hussein, menceritakan tentang pendirian Pasai oleh
Marah Silu dan menyebut nama raja yang mukim dari tahun 710 Masehi hingga para
anak cucu nya sebagai penyebar agama Islam di Sumatra, setelah sebelumnya ia menggantikan
seorang raja yang bernama Sultan Malik al-Nasser. Marah Silu ini
sebelumnya berada pada satu kawasan yang disebut dengan Semerlanga kemudian
setelah naik tahta bergelar Sultan Malik as-Saleh, ia wafat pada tahun 696 H
atau 1267 M.
Dalam Hikayat
Raja-raja Pasai maupun Sulalatus Salatin nama Pasai dan Samudera
telah dipisahkan merujuk pada dua kawasan yang berbeda, tetapi dalam
catatan Tiongkok nama-nama tersebut tidak dibedakan sama sekali.
Sementara Marco Polo dalam lawatannya mencatat beberapa daftar
kerajaan yang ada di pantai timur Pulau Sumatra waktu itu, dari
selatan ke utara terdapat nama Ferlec (Perlak), Basma dan Samara (Samudera).
Pemerintahan
Sultan Malik as-Saleh kemudian dilanjutkan oleh putranya Sultan Muhammad
Malik az-Zahir dari perkawinannya dengan putri Raja Perlak. Pada masa
pemerintahan Sultan Muhammad Malik az-Zahir, koin emas sebagai mata uang telah
diperkenalkan di Pasai, seiring dengan berkembangnya Pasai menjadi salah satu
kawasan perdagangan sekaligus tempat pengembangan dakwah agama Islam.
Kemudian sekitar tahun 1326 ia meninggal dunia dan digantikan oleh
anaknya Sultan Mahmud Malik az-Zahir dan memerintah sampai tahun
1345. Pada masa pemerintahannya, ia dikunjungi oleh Ibn Batuthah, kemudian
menceritakan bahwa sultan di negeri Samatrah (Samudera)
menyambutnya dengan penuh keramahan, dan penduduknya menganut Mazhab
Syafi'i.